LAPORAN HASIL PENGAMATAN BIOLOGI
PENGARUH HORMON AUKSIN
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi
berupa zat hara, yaitu bahan bahan kimia. Jika hidup ditempat yang banyak
mengandung zat hara, tumbuhan dapat memanfaatkan zat zat hara tersebut untuk
pertumbuhan seluruh organ dengan cepat. Apabila banyak zat hara yang tersedia
disekitar tempat tumbuhnya, tumbuhan akan tumbuh makin baik. Namun, jika zat
hara dilingkungan tersebut sedikit maka pertumbuhan tanaman akan terganggu.
Nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah banyak disebut
unsur makro contohnya hydrogen, nitrogen dan sebagainya. Sedangkan nutrisi yang
dibutuhkan dalam jumlah sedikit sedikit disebut unsure mikro contonya klor,
besi mangan dan sebagainya. Kekurangan nutrient ditanah atau media tempat
tumbuhan hidup menyebabkan tumbuhan mengalami defisiensi. Defisiensi
menyebabkan tumbuhan menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna. .
Dengan melakukan penelitian, pelajar dapat mengetahui pengaruh nutrisi pada
pertumbuhan tanaman, untuk itu kami melakukan penelitian dengan memilih biji
kacang tanah sebagai media penelitian yang di tanam pada pot yang diberi pupuk
dan tidak diberi pupuk. Banyak pengetahuan yang kami dapat dari penelitian ini,
sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan kami.
Untuk itu laporan penelitian kami berjudul “PENGARUH PUPUK UREA
TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG TANAH”. Laporan ini kami tulis untuk melengkapi
tugas biologi dan untuk menambah pengetahuan siswa atau pembaca, agar menjadi
siswa yang berprestasi
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengaruh hormone auksin terhadap pertumbuhan
tanaman bayam?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui pengaruh hormone
auksin terhadap pertumbuhan tanaman bayam.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan
Secara umum
pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang
merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot
menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Diferensiasi adalah
perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang
mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Terdapat 2
macam pertumbuhan, yaitu:
Pertumbuhan Primer
Terjadi
sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada
embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan
Pertumbuhan
tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer.
Daerah
pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya tcrbagi menjadi 3 daerah
a. Daerah pembelahan Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjangan Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami
diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan
tunas lateral yang akan menjadi cabang.
a. Daerah pembelahan Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjangan Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami
diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan
tunas lateral yang akan menjadi cabang.
Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem
sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada
tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter)
tumubuhan.
-
Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium
vasis atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem
dan floem primer.
-
Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh,
menjadi kambium yang disebut kambium intervasis.
-
Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun bentuk konsentris.
-
Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat
ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari
pertumbuhan kulit.
-
ke dalam membentuk feloderm : sel-sel
hidup
-
ke luar membentuk felem : sel-sel mati
2.2 Bayam
Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal
dengan nama ilmiah Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani
berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah
Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam
perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan
sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam
masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar
negeri masuk ke wilayah Indonesia.
1.2. Sentra Penanaman
Pusat penanaman bayam di Indonesia adalah Jawa Barat (4.273 hektar), Jawa Tengah (3.479 hektar), dan Jawa Timur (3.022 hektar). Propinsi lainnya berada pada kisaran luas panen antara 13.0 - 2.376 hektar. Di Indonesia total luas panen bayam mencapai 31.981 hektar atau menempati urutan ke-11 dari 18 jenis sayuran komersial yang dibudidayakan dan dihasilkan oleh Indonesia. Produk bayam nasional sebesar 72.369 ton atau rata-rata 22,63 kuintal per hektar.
1.2. Sentra Penanaman
Pusat penanaman bayam di Indonesia adalah Jawa Barat (4.273 hektar), Jawa Tengah (3.479 hektar), dan Jawa Timur (3.022 hektar). Propinsi lainnya berada pada kisaran luas panen antara 13.0 - 2.376 hektar. Di Indonesia total luas panen bayam mencapai 31.981 hektar atau menempati urutan ke-11 dari 18 jenis sayuran komersial yang dibudidayakan dan dihasilkan oleh Indonesia. Produk bayam nasional sebesar 72.369 ton atau rata-rata 22,63 kuintal per hektar.
Jenis
Tanaman
Keluarga
Amaranthaceae memiliki sekitar 60 genera, terbagi dalam sekitar 800 spesies
bayam (Grubben, 1976). Dalam kenyataan di lapangan, penggolongan jenis bayam
dibedakan atas 2 macam, yaitu bayam liar dan bayam budidaya. Bayam liar dikenal
2 jenis, yaitu bayam tanah (A. blitum L.) dan bayam berduri (A. spinosus L.).
Ciri utama bayam liar adalah batangnya berwarna merah dan daunnya kaku (kasap).
Jenis bayam budidaya dibedakan 2 macam, yaitu:
1. Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri - ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih - putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih.
2. Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri - ciri bayam ini adalah memiliki daun lebar-lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu:
a. A. hybridus caudatus L., memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau kemerah - merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.
b. A. hibridus paniculatus L., mempunyai dasar daun yang lebar sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan besar - besar pada ketiak daun.
Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi, Skop, dan Hijau. Sedangkan beberapa varietas bayam cabut unggul adalah Cempaka 10 dan Cempaka 20.
Jenis bayam budidaya dibedakan 2 macam, yaitu:
1. Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri - ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih - putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih.
2. Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri - ciri bayam ini adalah memiliki daun lebar-lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu:
a. A. hybridus caudatus L., memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau kemerah - merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.
b. A. hibridus paniculatus L., mempunyai dasar daun yang lebar sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan besar - besar pada ketiak daun.
Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi, Skop, dan Hijau. Sedangkan beberapa varietas bayam cabut unggul adalah Cempaka 10 dan Cempaka 20.
Manfaat
Tanaman
Bayam
merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua
lapisan masyarakat. Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan
disajikan sebagai hidangan mewah (elit). Di beberapa negara berkembang bayam
dipromosikan sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi
pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat.
Manfaat
lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan. Akar
bayam merah dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentr. Daun dan
bunga bayam duri berkhasiat untuk mengobati penyakit asma dan eksim. Bahkan
sampai batas tertentu, bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam.
Untuk tujuan pengobatan luar, bayam dapat dijadikan bahan kosmetik
(kecantikan). Biji bayam digunakan untuk bahan makanan dan obat - obatan. Biji
bayam dapat dimanfaatkan sebagai pencampur penyeling terigu dalam pembuatan
roti atau dibuat bubur biji bayam. Ekstrak biji bayam berkhasiat sebagai obat
keputihan dan pendarahan yang berlebihan pada wanita yang sedang haid..
2.3 Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet
lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar
terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di
kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut
bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.
2.4 Tanah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.Tanah sangat vital peranannya bagi
semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang
berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan
tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup
dan bergerak..
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting
sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat
tererosi.Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain.
Air dan udara merupakan bagian dari tanah.Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan
organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan
sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk
dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan
pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu
bara. Tanah organik cenderung memiliki
keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik
(substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah
ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air
atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami
karena memiliki sifat fisik gembur (sarang)
sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi
sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah
capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk
partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian
ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu),
dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir,
tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau,
dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
2.5 Hormon Auksin
Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang,
akar, pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel
dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon
auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman.nama lain dari hormon
ini adalah IAA atau asam indol asetat. Letak dari hormon auksin ini terletak
pada ujung batang dan ujung akar.
Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses
mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang,
mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat
pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. kerja hormon auksin ini
sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin.tumbuhan yang pada salah
satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena
kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari
oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak
dihambat.sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung
mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.
Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.
Auksin
merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak proses
fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa
protein.
Auksin
diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif (yaitu tunas , daun muda dan
buah) (Gardner, dkk., 1991). Kemudian auxin menyebar luas dalam seluruh tubuh
tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh
akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floom) atau jaringan parenkhim
(Rismunandar, 1988).
Auksin atau dikenal juga dengan IAA = Asam Indolasetat (yaitu sebagai auxin utama pada tanaman), dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN = Indolaseto nitril,TpyA = Asam Indolpiruvat dan IAAld = Indolasetatdehid. Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).
Auksin atau dikenal juga dengan IAA = Asam Indolasetat (yaitu sebagai auxin utama pada tanaman), dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN = Indolaseto nitril,TpyA = Asam Indolpiruvat dan IAAld = Indolasetatdehid. Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).
Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari
biji-bijian dan tepung sari bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi
didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah
ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk menciptakan jenis auksin
sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D (asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 -
Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3, 6 - Dikloro - O - anisat/dikambo),
Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 – diklorobenzoat) dan
Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3, 5, 6 – trikloro – pikonat).
Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan
komersil di bidang pertanian, dimana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan
memperlihatkan respon terhadap auksin, yaitu peningkatan laju pertumbuhan
terjadi pada konsentrasi yang optimal dan penurunan pertumbuhan terjadi pada
konstrasi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Setelah
pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material dinding
sel dan sitoplasma. Selain memacu peman-jangan sel, hormon Auksin yg di
kombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan jaringan pembuluh dan
mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan
diameter batang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 VARIABEL
3.1.1 Variabel bebas = Auksin
D.O.V bebas =
- disediakan 2 pot tanaman bayam
dengan tinggi masing – masing 12 cm
-1
pot diberi auksin dengan cara disemprotkan
-1
pot tidak diberi auksin
3.1.2 Variabel terikat = Pertumbuhan
tanaman bayam
D.O.V terikat =
- diukur menggunakan penggaris setiap hari
selama 2 minggu
3.1.3 Variabel terkontrol =
tanaman bayam, pot, media tanah, ukuran
tanah.
D.O.V terkontrol = -tanaman bayam setinggi 12 cm
- Air sumur
- Ukuran tanah ¾ pot
- Pot ukuran 10 cm.
3.2
BATASAN
3.2.1
Mengukur tinggi tanaman bayam
3.2.2 Tanaman
bayam harus dibatasi dengan ditanam pada pot, kemudian 1 pot di semprot dengan hormon auksin, pot yang lain tidak.
3.2.3
Pengukuran tanaman kacang hijau dibatasi setiap hari selama 2
minggu
3.3
ALAT DAN BAHAN
· 3 buah pot
· 6 biji benih kacang tanah berkualitas super
· Pupuk urea
· Tanah humus
· Air sumur
· Sekrop
· Mistar
3.4 CARA KERJA
· Pindahkan tanaman bayam ke dalam pot
· Siram dengan air sumur hingga menggenang
· 1 pot semprot dengan hormon auksin setiap 2 hari sekali,
1 pot yang lain tidak di semprot dengan hormon auksin
· Amati perubahan tinggi tanaman, ukur dengan penggaris
setiap hari
· Catat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 HASIL PENGAMAT
Tanaman Yang diamati
|
Tinggi Tumbuhan(cm)
|
||||||||||||
02/08/12
|
03/08/12
|
04/08/12
|
11/08/12
|
07/08/12
|
08/08/12
|
|
|
|
|
|
|
|
|
A. Yang tidak diberi
auksin
|
12
|
12
|
13,5
|
14
|
13
|
13,4
|
|
|
|
|
|
|
|
b. Yang diberi auksin
|
12
|
12
|
14
|
17
|
15
|
15,4
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
Ø Pot I : tidak disemprot hormon auksin
Ø Pot II : diberi hormon auksin
4.2
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian, di hari pertama dilakukan pemilihan tanah
dan pemilihan biji, pot I , pot II , dan pot III diisi dengan jenis tanah yang
sama, yaitu tanah humus. Pemilihan biji dilakukan dengan cara merendam biji
kacang tanah dalam air. Jika kacang tanah tenggelam berarti itu biji yang baik.
Begitu pula sebaliknya. Kemudian di masing- masing pot ditanam 2 biji kacang
tanah yang telah dipilih sedalam ± 2 cm. Pada pot I tidak diberi pupuk sama
sekali, dan pada pot II di beri pupuk dengan cara melarutkannya dengan air.
Kemudian ketiga pot tersebut disirami dengan air sebanyak ± 20ml.
Pada hari kedua sampai hari keempat tanaman pada pot I, pot II,
dan pot III belum juga tumbuh. Dan selama itu ketiga pot tersebut diberi
perlakuan yang sama, yaitu disirami dengan air setiap hari sebanyak ± 20ml.
Pada hari kelima tanaman pada pot I belum juga tumbuh, namun tanaman pada pot
II sudah tumbuh setinggi 3,5 cm. Begitu juga dengan tanaman pada pot III sudah
tumbuh setinggi 2,7 cm, namun batangnya belum berwarna hijau dan masih berwarna
putih kehijau-hijauan, sehingga balum bisa diberi pupuk.
Pada hari keenam tanaman pada pot I belum juga tumbuh, sedangkan
tanaman pada pot II bertambah tinggi
menjadi 4,2 cm, dan tanaman pada pot III juga bertambah tinggi menjadi
3,5 cm dan batangnya sudah berwarna hijau, sehingga pada hari tersebut pot III
diberi sedikit pupuk dengan cara melarutkannya dengan air. Pada hari ketujuh
tanaman pada pot I belum juga tumbuh, sedangkan tanaman pada pot II bertambah
tinggi menjadi 5,2 cm, dan tanaman pada pot III bertambah tinggi menjadi 5,7
cm.
Pada hari kedelapan tanaman pada pot I tumbuh setinggi 1,75 cm,
sedangkan tanaman pada pot II bertambah tinggi menjadi 5,7 cm, dan tanaman pada
pot III bertambah tinggi menjadi 6 cm. Pada hari kesembilan tanaman pada pot I
bertambah tinggi menjadi 3,5 cm, sedangkan tanaman pada pot II bertambah tinggi
menjadi 5,8 cm, dan tanaman pada pot III bertambah tinggi menjadi 6,7 cm.
Pada hari kesepuluh tanaman pada pot I bertambah tinggi menjadi 5
cm, sedangkan tanaman pada pot II bertambah tinggi menjadi 6 cm, dan tanaman
pada pot III bertambah tinggi menjadi 7 cm. Pada hari kesebelas tanaman pada
pot I bertambah tinggi menjadi 5,6 cm, sedangkan tanaman pada pot II bertambah
tinggi menjadi 6,1 cm, dan tanaman pada pot III bertambah tinggi menjadi 7,1
cm.
Pada hari keduabelas tanaman pada pot I bertambah tinggi menjadi
5,8 cm, sedangkan tanaman pada pot II bertambah tinggi menjadi 6,2 cm, dan
tanaman pada pot III bertambah tinggi menjadi 7,4 cm. Pada hari ketigabelas
tanaman pada pot I bertambah tinggi menjadi 6,8 cm, sedangkan tanaman pada pit
II bertambah tinggi menjadi 6,4 cm, dan tanaman pada pot III bertambah tinggi
menjadi 7,5 cm. Pada hari keempatbelas tanaman pada pot I bertambah tinggi
menjadi 7,5 cm, sedangkan tanaman pada pot II bertambah tinggi menjadi 6,6 cm,
dan tanaman pada pot III bertambah tinggi menjadi 7,7 cm. Dan pada hari keempat
belas tersebut pengamatan dihentikan.