OPININYA FIDA: INSTAGRAM HANYA SEBAGAI SARANA SHARING
Pesatnya perkembangan teknologi di abad ini sudah sangat maju bahkan
melebihi ekspektasi beberapa pihak, termasuk diri saya. Namun tidak dapat
dipungkiri pula keberadaan penemuan-penemuan baru tersebut sangat memberikan
manfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari. Mempermudah segala urusan manusia,
terutama untuk beberapa kasus yang dulunya jarak dipersalahkan sebagai
penghalang bagi dua orang untuk saling berkomunikasi. Karena kini sudah banyak
macam aplikasi di smartphone yang memungkinkan dua orang yang terpisah
ruang dan waktu untuk berkomunikasi dengan saling bertatap muka. Itulah
hebatnya teknologi.
Dibalik segudang manfaat tersebut, tentunya adanya recovery-recovery saat ini tidak dapat dilepaskan dari dampak negative. Misalnya saja menjadi kecanduan terhadap smartphone dengan semua aplikasi yang ada di dalamnya. Rasanya sehari saja tidak dapat melepaskannya dari genggaman meki hanya satu jam, bangun tidur yang dicari pertama handphone. Bahkan yang lebih berbahaya adalah teracuninya genersi muda, bukan muda bahkan masih kecil dengan arus-arus negative yang dibawa oleh perkembangan teknologi tersebut. Hingga saat ini khalayak sedang ramai dengan kemunculan generasi kids jaman now yang mendeklarasikan dirinya sebagai genarsi modern era teknologi canggih.
Salah satu aplikasi yang sedang trend dikalangan masyarakat satt
ini adalah Instagram. Aplikasi berbagi foto dan video ini merupakan salah satu
sosial media yang digandrungi oleh banyak masyarakat dunia. Tercatat sampai
Juni 2017, pengguna aktif Instagram ada 700 juta user di seluruh dunia. Dan, di
Indonesia sendiri, ada 45 juta akun Instagram yang aktif setiap bulannya dan
sepertinya akan terus meningkat mengingat pengguna internet di Indonesia yang
semakin banyak. Tak heran jika Indonesia merupakan pengguna Instagram terbesar
di kawasan Asia Pasifik. (https://www.yukepo.com/dunia/news/pelajaran-untuk-netizen-
banyak-haters-malah-bikin-ayu-ting-ting-dapat-penghargaan-dari-instagram/)
Secara umum tujuan orang mengupload konten di instagram adalah
untuk berbagi hal menarik, pengalaman, atau informasi kepada orang lain. namun,
belakangan ini muncul pergeseran fungsi media sosial, khususnya instagram di
tangan para pengguna yang kurang bertanggungjawab. Belakangan ini instagram
menjadi sarana pamer yang paling ampuh. Jalan-jalan di posting, makan di
posting, bahkan urusan ibadah juga diposting dengan caption-caption yang
seringkali cenderung pencitraan. Sebetulnya tidak masalah, asalkan jangan menjadi
orang yang bermuka dua di media sosial, yang diperlihatkan yang bagus-bagus
saja, yang baik-baik mulu. Ya walau sejujurnya saya sendiri sebagai pengguna
aktif instagram termasuk golongan yang demikian. Yang paling penting jangan
hanya untuk memenuhi hasrat pamer lebih melupakan kondisi senyatanya,
menghabiskan tabungan dan sebagainya.
Yang lebih parah lagi, di instagram orang bebas berkomentar di
kolom komentar postingan kita. Teman kita, saudara kita, keluarga kita bahkan
orang yang tidak pernah ketemu dan tidak kenal bisa berkomentar disitu. Tidak
jarang postingan artis, public figure, atau orang-orang yang terkenal
dengan followers jutaan menjadi sasaran para haters untuk melonatarkan
komentar-komentar pedasnya. Seakan-akan mereka tidak memikirkan, yang mereka
komentari itu juga seorang manusia, yang memiliki hati dan perasaan yang juga
bisa emosi, kadang disitu saya merasa alangkah lucunya semua ini.
Jadilah pengguna instagram yang bijak, mengingat pada dasarnya
media sosial termasuk instagram diciptakan untuk saling berbagi (sharing)
informasi, pengalaman, hal yang menarik yang dapat bermanfaat bagi orang lain,
terlebih lagi mampu memotivasi orang lain untuk melakukan hal-hal yang baik.
Bukan sebagai lahan pamer dan menghujat sesama. Saring informasi yang sekiranya
mampu memberikan impact positif saja. Serta terapkan prinsip saring sebelum sharing,
karena itu sangat penting untuk menghindari maraknya berita hoax
yang meresahkan.