Opininya Fida: YAKIN SUDAH HIJRAH ? ATAU CUMA GANTI CASING ?

Opininya Fida:
YAKIN SUDAH HIJRAH ? ATAU CUMA GANTI CASING ?


Hijrah, belakangan ini sering terdengar menghiasi obrolan di beberapa kalangan masyarakat. Bahkan di kalangan pelaku entertainment Indonesia, banyak yang mengatakan dirinya telah berhijrah. Mereka memandang hijrah dari berbagai sisi dengan mengartikan hijrah yang mereka lakukan.
Hal pertama yang terlihat ketika seseorang mengatakan dirinya melakukan hijrah adalah tampak dari pakaian sehari-hari yang mereka kenakan. Bagi wanita yang menganggap dirinya berhijrah, berubah menjadi lebih tertutup dalam mengenakan busana sehari-hari, kerudung lebar menutupi hampir setengah dari tubuhnya, rok panjang dan longgar hingga menutup mata kakinya, bahkan masih dibubuhi dengan kaos kaki yang menutup rapat seluruh bagian kaki. Dan yang lebih ekstrim adalah menggunakan cadar untuk menutupi sebagian wajahnya. Atau berawal dari mereka yang belum berhijab menjadi wanita yang mengenakan hijab setiap harinya.
Apakah sesorang yang memutuskan untuk mengganti pakaianya, penampilanya menjadi tertutup maka dapat dikatakan hijrah?
Memang benar dapat dikatakan seperti itu, namun makna hijrah yang sesungguhnya tidak hanya sebatas merubah penampilan secara fisik saja. Hanya merubah sisi yang dapat dilihat dan dinilai oleh orang lain. karena itu merupakan makna yang dangkal, jika hanya menilai hijrah seseorang dari penampilan. Bahkan bisa dikatakan baju-baju syar’i yang ada saat ini merupakan trend yang berkembang di masyarakat. Jadi, sangat naïf jika hijrah Cuma dilihat dari segi perubahan pakaian sehari-hari.
Lebih dari itu makna dari seseorang yang melakukan hijrah, apa artinya perubahan penampilan tanpa dibarengi dengan adanya perubahan sikap, perbaikan ibadah dan perubahan pola pikir. Menjadi bahan renungan kita bersama, Selama kita mengenakan pakaian syar'I, Sudah di perbaiki kah sholat kita? Sudah rutin kah sedekah kita? Sudah sampai tahap apa perubahan sikap kita? Sudah seberapa sering kita menyentuh al-qur'an? Sudah terbiasa kah menjalankan ibadah sunnah? . Pertanyaan-pertanyaan itu yang sering kali membuat hati gelisah ketika mengatakan diri sendiri berhijrah. Coba bandingkan dengan, Sudah berapa banyak koleksi baju syari kita? Sudah berapa model hijab dan khimar yangg kita punya? Sudah bagus kah gamis yang kita pakai hari ini? Mana yang lebih sering terlintas di pikiran kita?
Karena lebih mudah mengganti casing daripada  meningkatkan kapasitas isinya. Makna hijrah sesungguhnya adalah keluar dari “darul kufur” menuju “darul Islam”. Keluar dari kekufuran menuju keimanan. Atau dengan kata lain menuju kedalam kehidupan yang lebih baik dari kehidupan yang sebelumnya. Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam.
Perintah hijrah tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur’an antara lain Surah Al-Baqarah 2:218,  Surah Al-Anfal 8:74, dan juga Surah At-Taubah, 9:20. Berdasarkan dari ketiga ayat tersebut ada beberapa poin yang perlu digaris bawahi ketika seseorang hendak berhijrah:
1.      Bahwa hijrah wajib dilakukan dengan dasar niat karena Allah dan tujuan mengharap keridhoan dan rahnat-Nya.
2.      Dan bahkan hijrah dan jihad dailakukan dengan mengorbankan apa yang tealh dimiliki selama ini, seperti harta benda dan jiwa raga,
3.      Ketiga   ayat  tersebut  menyebut  tiga  prinsip  hidup, yaitu  iman,  hijrah dan jihad. Iman bermakna. Keyakinan, hijrah bermakna perubahan dan jihad bermakna perjuangan dalam menegakkan risalah Allah.
Hijrah sebagai salah satu prinsip hidup, harus senantiasa kita maknai dengan benar. Secara bahasa hijrah berarti meninggalkan. Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi 2 syarat, yaitu yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju (tujuan). Kedua-duanya harus dipenuhi oleh seorang yang berhijrah. Meninggalkan segala hal yang buruk, negative, maksiat, kondisi yang tidak kondusif, menuju keadaan yang lebih yang lebih baik, positif dan kondisi yang kondusif untuk menegakkan ajaran Islam.
Demikianlah makna hijrah yang sesungguhnya. Maka dari itu sahabat, yuk mari perbaiki niat mau kemana arah diri ini sesungguhnya, perbaiki sikap, perbaiki ibadah, jangan sampai setan membuat diri kita merasa sudah berhijrah namun kenyataanya kita masih diam ditempat. Karena menajdi suatu halyang sia-sia jika kita menipu diri sendiri. Casing sudah bagus, tapi apa kabar dengan isisnya?. Memang semua membutuhkan proses yang tidak singkat. Jangan puas hanya dengan perkataan orang lain terhadap diri ini “wah sudah hijrah”. Jangan biarkan pikiran-pikiran tentang hijrah hanya akan mengarahkan kita untuk terus menerus memperbaiki casing saja tanpa meluangkan waktu untuk mengupgrade isinya. Namun yang paling berat adalah menjaga sifat konsisten kita setelah memperbaiki casing tersebut.
Nasihat ini untuk diriku sendiri, sebagai mahasiswa biasa yang akhir-akhir ini sedang disibukkan dengan urusan dunia, tugas kuliah dan kewajiban organisasi tanpa sempat memikirkan akhirat.


Search This Blog

Powered by Blogger.

Labels

Popular Posts

Like Us