OPININYA FIDA:
MAKNA TOLERANSI
Toleransi, sebuah kata yang sederhana namun mengandung banyak
makna. Tergantung pada perspektif atau sudut pandang masing-masing orang.
Toleransi dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, tidak hanya mengenai
keyakinan dalam beragama saja, namun tidak sedangkal itu dapat diterapkan di
berbagai ranah kehidupan. Dari mulai yang sederhana hingga kehidupan yang lebih
kompleks.
Dalam beragama seringkali toleransi diterapkan dengan cara memberi
ruang bagi orang lain yang berbeda keyakinan untuk menjalankan syariat
agamanya. Tidak mengganggu, menghormati serta tidak menebar kebencian
antaragama.
(Terimakasih sudah mengajarkan makna toleransi)
Lebih dari itu, toleransi dapat dijalankan di kehidupan
sehari-hari. Makna toleransi secara sederhana adalah rights to differ,
hak untuk berbeda. Sederhana namun sulit untuk dilaksankan, mengingat negara
kita adalah negara pluralisme, yang di dalamnya mengandung begitu banyak
pebedaan dari sekian banyak aspek. Pada prinsipnya, seluruh manusia
diberi free space untuk merayakan perbedaan-perbedaan
tersebut.
Budaya yang berkembang di Indonesia adalah masyarakatnya memiliki
sifat kepo yang tinggi terhadap kehidupan orang lain. Seperti dalam kehidupan
sehari-hari, dalam mengenakan pakaian seseorang kadang memikirkan bagaimana
pandangan orang lain terhadap penampilanya nanti dengan pakaian itu. Karena
budaya yang terbentuk, seringkali orang-orang mengomentari bagaimana cara orang
lain berusana, cara orang lain berdandan, serta cara orang lain melakukan apa
yang ingin ia lakukan.
Mungkin tujuan dari hal tersebut adalah untuk menunjukkan rasa
peduli terhadap sesama. Memperhatikan penampilan dan apa yang dilakukan orang
lain memang baik, namun batas “baik” sesorang adalah beda-beda, relative pada
masing-masing orang. Pada kasus inilah sangat diperlukan adanya toleransi
antarindividu. Jadi, jangan mudah menjustifikasi orang lain yang berbeda dengan
kita, karena benar dan salah itu sudah ada ketetapanya dalam ajaran
masing-masing berdasarkan agama dan keyakinan yang mereka anut selama ini.
Menghargai cara orang lain berpakaian, menghargai orang lain
memilih pekerjaanya, menghargai orang lain melakukan segala seuatu yang ia
inginkan, menghargai cara pandang dan cara berfikir orang lain serta menghargai
orang lain dalam mengutarakan pendapatnya. Cara-cara sederhana tersebut dapat
diterapkan untuk mewujudkan toleransi dalam kehidupan ini.
Kita patut prihatin dengan kondisi negara kita yang akhir-akhir ini
sedang dilanda lunturnya toleransi antarsesama. Keributan antaragama, etnis,
suku bangsa dan ras masih saja terjadi dimana-mana. Namun, pada dasarnya Toleransi
dalam hal keyakinan atau beragama tidak bisa menoleransi radikalisme dan
ekstremisme. Karena keduanya melampaui batas perbedaan yang telah disepakati
oleh prinsip-prinsip toleransi, yakni peaceful coexistence.
Kehidupan yang saling mengada dengan damai inilah yang menjadi alasan jika
radikalisme dan ekstremisme tidak bisa diterima.
Apalagi didukung dengan kemajuan zaman, teknologi semakin canggih,
beranekaragam media sosial sudah tersedia. Akan tetapi, tidak segala hal
tersebut berdampak baik pada penerapan toleransi. Masyarakat seringkali mudah
untuk terprovokasi dengan informasi-informasi Hoax yang menyebar begitu cepat
di masyarakat. Informasi tersebut seringkali dilebih-lebihkan dan tidak sesuai
dengan fakta dan disebarluaskan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab di media
sosial. Sehingga apabila ada info-info yang booming di media sosial, alangkah
lebih baiknya untuk ditelusuri dahulu kebenaranya, jangan menelan mentah-mentah
informasi tersebut.
Mari bersama-sama menumbuhkan dan menggalakkan sikap toleransi
antar manusia, yang tanpa kita sadari harus kita miliki rasa toleransi itu di
tengah-tengah kehidupan masyarakat yang pluralisme. Jangan memaksakan orang lain untuk menjadi atau mengikuti apa yang menurut kita benar, karena benar di mata kita belum tentu benar di mata mereka.
Bhineka Tunggal Ika,
berbeda-beda tetapi tetap satu jua.