LAPORAN KIMIA UJI PROTEIN
DAN BELERANG PADA PROTEIN
Kelas : XII
IPA 2
Kelompok 1 :
1. Istiqomah
2. Karomatul Afidah
3. Laelatus Sa’adah
4. M.Fatikhun Nada
5. Sylvani Kumala
Ulinuha
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI TLOGO
KANIGORO - BLITAR
2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Segala
puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan
lindungan serta inayah-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan percobaan kimia yang berjudul “LAPORAN KIMIA UJI PROTEIN DAN BELERANG PADA PROTEIN” guna memenuhi tugas mata pelajaran Kimia
yang dibimbing oleh Ibu Nuryati, serta sebagai ajang untuk mengidentifikasi
Aldehid dan Keton.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini
tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak-pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu penyusun dalam
menyelesaikan laporan ini, diantaranya :
1.
Bpk.
Drs. P. Slamet Waluyo, M.PdS selaku kepala sekolah MAN Tlogo Blitar,
2.
Ibu
Nuryati selaku
guru pembimbing mata pelajaran Kimia yang telah memberi tugas
tersebut,
3.
Bapak
dan Ibu kami yang telah memberikan dukungan moril dan materil,
4.
Teman-teman yang telah memberikan bantuan sehingga karya tulis ini dapat
terselesaikan,
5.
Serta,
pihak-pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan
satu persatu
Semoga dengan adanya laporan ini dapat membawa
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi masyarakat
umumnya. Serta dapat dijadikan sumber referensi dalam penulisan laporan selanjutnya. Dalam pembuatan laporan ini, penyusun
menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan.Untuk itu saran dan kritik
sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya.
Wasalamualaikum
Wr. Wb
Blitar, Februari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI
1.1 Tujuan Percobaan................................................................
1.2 Landasan Teoritis ............................................................
1.3
Alat dan Bahan............................................................
1.4
Langkah Kerja ............................................................
1.5Hasil dan pembahasan..........................................................
1.6Kesimpulan...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
Tujuan
dari diadakanya percobaan ini adalah :
1.1.1 Mengidentifikasi adanya protein dalam suatu makanan
1.1.2 Mengetahui adanya kandungan belerang pada bahan makanan
yang mengandung protein
1.1.3 Memenuhi tugas mata pelajaran
Kimia kelas XII jurusan IPA MAN Tlogo
1.2 Landasan Teoritis
1.2.1
Protein
Berasal kata protos
dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama,
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam
struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau sub unit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein
yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan
(dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam
amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan
oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih mentah, hanya tersusun dari asam
amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein
yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur
primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan
kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino
penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger
merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino
pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease
yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang
lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik.
Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam
amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
a. Struktur
sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian
asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.
Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
·
alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"),
berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
·
beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"),
berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino
yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
·
beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta");
dan
·
gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma")
b.
Struktur tersier yang merupakan
gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya
berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa
ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil
(misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode:
(1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian
komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan
menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan
tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans
negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif
sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa
dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa
berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi
struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari
40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih
kompleks, ada beberapa domain
yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di
dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen
penyusunnya. Bila struktur domain
pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing
komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener.
Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein
tersebut tidak fungsional.
Kenyataannya, seluruh protein yang ada di dunia ini merupakan
kombinasi dari dua puluh macam asam amino,
baik esensial maupun non esensial.
1.3 Alat dan Bahan
- Pipet tetes
- Tabung reaksi dan rak
- Penjepit tabung reaksi
- Kaki tiga dan kasa asbes
- Kompor spirtus
- Gelas kimia
- Gelas ukur (10 ml, 25 ml)
- Larutan NaOH 40%
- Larutan CuSO4 0,1 M
- Larutan HNO3 pekat
- Larutan NH4OH 40%
- Tabung reaksi dan rak
- Penjepit tabung reaksi
- Kaki tiga dan kasa asbes
- Kompor spirtus
- Gelas kimia
- Gelas ukur (10 ml, 25 ml)
- Larutan NaOH 40%
- Larutan CuSO4 0,1 M
- Larutan HNO3 pekat
- Larutan NH4OH 40%
- Larutan timbal
asetat
- Putih telur
- Susu (Dancow bubuk)
- Putih telur
- Susu (Dancow bubuk)
- Larutan NaOH 6 M
- Larutan CH3COOH 3 M
1.4 Cara Kerja
a. Tes Biuret
1. Memasukkan 2 ml susu
ke dalam suatu tabung reaksi yang bersih
2. Menambahkan 1 ml
larutan NaOH 40%, sambil mengocok keudian menambahkan 3 tetes larutan CuSO4
0,01 ml, dan mengamati perubahan yang terjadi.
b. Tes Xantoprotein
1. Memasukkan 2 ml susu kedalam suatu
tabung reaksi yang bersih
2. menambahkan 1 ml HNO3 pekat dan NaOH pekat ke dalam
tabung, kemudian mengamati perubahan yang terjadi
c. Tes Timbal Asetat
1.
Memasukkan 1 ml susu ke dalam suatu tabung reaksi, kemudian
menambahkan 10 tetes larutan NaOH 6 M
2.
Memanaskan dalam pemanas air
3.
Mendinginkan dan menambahkan Larutan CH3COOH 3 M
4.
Memanaskan kembali dalam pemanas air, menutup mulut tabung reaksi
menggunakan kertas saring yang sudah dibasahi dengan larutan Pb asetat
Catatan
: mengulangi setiap langkah percobaan pada a, b. dan c dengan menggunakan zat
putih telur.
1.5 Hasil Percobaan dan Pembahasan
Dari hasil percboaan yang sudah kelompok kami lakukan kami dapat
menuliskanya sebagai berikut:
No
|
Bahan yang ditetesi
|
Pereaksi
|
Hasil pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Susu
|
a. Biuret
|
Ungu
|
+
|
b. Xantoprotein
|
Kuning
|
+
|
||
2
|
Putih
Telur
|
a. Biuret
|
Lingkaran ungu
|
+
|
b. Xantoprotein
|
Kuning
|
+
|
Dari table yang tersedia dapat dijelaskan bahwa pada saat susu
dancow di uji menggunakan Xantoprotein susu yang
berwarna putih menjadi pecah, tidak
berwarna namun kental. Terdapat gumpalan kuning pada lapisan atas dan gumpalan
kuning ini bercampur dengan larutan. Dan akhirnya memberikan perubahan warna
menjadi kuning. Ini membuktikan bahwa pada susu mengandung protein, juga pada
saat putih telur ditetesi dengan Xantoprotein, hasil juga menunjukan bahwa
putih telur mengandung protein. Dan pada saat diuji menggunakan biuret, pada
permukaan tabung putih telur muncul lingkaran berwana ungu, dan pada tabung
susu warnanya berubah menjadi ungu.
Pertanyaan : dari hasil tes tersebut kesimpulan apa yang dapat
kalian peroleh ?
Jawab : dari serentetan percobaan mengenai uji protein yang sudah kami
lakukan bahwa kami dapat menarik kesimpulan bahwa susu dan putih telur itu mengandung
protein, jadi kedua bahan makanan ini baik untuk dikonsumsi. Selain itu apabila
makanan diuji dengan biuret dan memberikan hasil positif, akan memberikan
perubahan warna menjadi ungu, ini menunjukan bahwa makanan itu mengandung
protein. Begitu juga dengan makanan yang diuji dengan xantoprotein akan
memberikan perubahan warna kuning jika positif mengandung protein.
Sedangkan pada uji timbale asetat
diperoleh bahwa, pada susu tidak mengandung belerang hal ini dibuktikan dengan
tidak adanya warna coklat pada kertas saring yang dijadikan penutup tabung
reaksi pada saat pemanasan berlangsung. Susu Warna
tetap Warna putih dan pecah, susu menjadi
tidak berwarna namun kental. Pada lapisan atas berwarna keruh (gelap). Sedangkan
pada kertas saring yang dijadikan untuk menutupi tabung reaksi yang berisi
putih telur warnanya berubah menjadi coklat. Hal ini membuktikan bahwa pada
protein dalam putih telur mengandung belerang. Dan pada telur terbentuk tiga
lapisan yaitu kental tidak berwarna paling bawah kemudian putih telur yang
matang dan warna coklat pada lapisan paling atas.
1.6 Kesimpulan
1.6.1
Bahwa susu dan putih telur mengandung protein, hal ini ditunjukan
dari uji biuret dan xantoprotein,
1.6.2
Jika bahan makanan positif
mengandung protein dengan uji biuret akan berubah warna menjadi ungu, sedangkan dengan uji protein
berubah menjadi kuning,
1.6.3
Pada protein dalam susu tidak mengandung belerang, dibuktika
dengan tidak ada warna coklat setelah dipanaskan. Sedangkan pada putih telur
ditemukan belerang, dibuktikan dengan adanya warna coklat pada kertas saring
setelah dipanaskan.
DAFTAR
PUSTAKA